Pemerintah selalu memberikan dan menciptakan inovasi untuk pencapaian pendidikan Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Berbagai inovasi yang dimunculkan akan berpengaruh kepada pencapaian dan pemetaan pendidikan di Indonesia.
Berbagai cara dilakukan untuk menjalankan program-program pemerintah agar bisa diikuti oleh seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Meskipun berbagai hambatan masih dihadapi, apalagi dimasa pandemi , keterbatasan sarana dan prasarana yang ada , pemerintah masih berusaha dalam mengatasi serta mencari solusi terbaik dalam masalah ini.
Salah satu program pemerintah yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan adalah AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). AKM ini adalah kompetensi yang benar-benar minimum, dimana dengan AKM ini akan dilakukan pemetaan sekolah-sekolah berdasarkan kompetensi minimum sekolah. Ada wacana bahwa AKM ini akan menggantikan UN yang selama ini dilakukan. “Tetapi yang menjadi catatan adalah nilai AKM bukan sebagai pengganti UN” Jelas Bapak Gunarto pembicara webinar AKM di Yayasan Darussalam Batam Sabtu kemarin.
Hal ini disampaikan oleh Bapak Gunarto sebagai pembicara dalam seminar AKM yang diselenggarakan Yayasan Darussalam batam dengan tema “ Siapkan Diri, Raihlah Prestasi, Sukseskan AKM Bersama Guru dan Siswa Darussalam Batam”. Webinanar diikuti oleh seluruh majelis guru yang ada di SDIT Darussalam 01 Batam dan SDIT Darussalam 02 Batam melalui zoom meeting pada harin Sabtu 07 Agustus 2021 kemarin.
Bapak Gunarto menjelaskan bahwa dalam AKM ini akan dinilai dua hal tujuan pembelajaran, yaitu literasi dan numerasi. Dalam hal minimumnya adalah dalam hal kompetensi dan numerasi tersebut. Literasi bukan hanya dalam kemampuan membaca saja tetapi juga kemampuan dalam menganalisis suatu bacaan dan kemampuan untuk memahami konsep yang disampaikan. Sedangkan numerasi adalah kemampuan siswa dalam menganalis dengan menggunakan angka. Dan kemampuan keduanya literasi dan numerasi dalam menggunakan konsep literasi dalam bentuk angka. Namun demikian, focus pada kemampuan literasi dan numerasi mengalihkan arti pentingnya mata pelajaran lainnya. Karena dengan kemampuan ini siswa akan mampu berpikir dan mencerna berbagai informasi dalam bentuk angka dan tertulis.
Hal yang perlu digarisbawahi dalam hal ini AKM bukan sebagai pengganti UN yang selama ini dilakukan. AKM untuk kepentingan pemerintah dalam menentukan kemapuan literasi dan numerasi. Program ini tidak semua sekolah, hanya diikuti sebagian sekolah dan sebagian siswa yaitu tingkat SD kelas V, SMP kelas VIII, SMA kelas XI. Tahap lanjutan, jika pemetaan sudah bagus akan dijadikan AS (Asesmen Sekolah) yang belaku untuk semua siswa dan semua kelas kecuali kelas I.
Masa pandemi yang menuntut kita untuk melakukan PJJ (pembelajaran Jarak Jauh), AKM akan dilaksanakan secara online. AKM adalah hal baru, oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada siswa. Caranya adalah pertama dengan membuka pertanyaan kepada anak-anak tentang mengapa, atau mencari alasan. Kedua, memberikan soal yang mirip dengan soal AKM tersebut. Soal-soal AKM bersifat kontekstual artinya sesuai dengan kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bentuk soal, mengukur kompetensi pemecahan masalah dan meransang peserta didik untuk berfikir kritis.
Bagaimanakah bentuk soalnya? Bapak Gunarto menyampaikan bahwa soal AKM harus memenuhi kaidah penulisan soal yang baik dan benar. Soal bisa berupa Pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, isian jawaban simngkat, esai/ uraian dan menjodohkan. Untuk pilihan ganda kelas I, II dan III pilihan jawabannya adalan A,B atau C, sedangkan kelas IV, V dan VI pilihan jawabannya adalah A, B,C atau D. Soal esai adalah menemukan dan mengekspresikan gagasan. Menjodohkan dalam terdiri dari dua jalur, jalur respon lebih banyak. Dalam soal AKM diawali oleh stimulus sebagai pengantar soal berupa bacaan, tabel, grafik dan ilustrasi. Stimulus ini gunanya adalah untuk mengajak pesertan didik untuk berfikir kritis, mengidentifikasi masalah dan transfer konsep soal. Tema stimulus berbentuk edukatif tidak mengandung RAS, politik dan bersifat negatif tetapi sebaiknya menarik, inspiratif dan keterbaruan.
Dampak dari AKM ini diharapkan dapat memperbaiki budaya belajar. Tidak ada mata pelajaran inti dan pelengkap. Tetapi mendorong, mengembangkan sikap dan prilaku yang berakhlak serta menyiapkan anak didik dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Karena siswa yang berakhlak lebih baik daripada hanya mementingkan angka.
Penulis
SDIT DARUSSALAM 02 BATAM
Fadhilah Dhini, S.Pd