Bersusah Payah Menuntut Ilmu

Bersusah Payah Menuntut Ilmu

Oleh: Moh. Hafiz Rahman

 

Awan gelap menutupi sinar matahari pagi. Angin bertiup kencang dan rintik hujan pun jatuh satu per satu. Badanku menggigil dan tenggorokanku sakit. Semangat yang aku rasakan setiap pagi seketika hilang, seakan-akan ditiup oleh angin yang berhembus di luar. Aku berniat untuk tidak pergi ke sekolah, tapi mamaku berkata,

“Pergi aja nak, nanti kamu ketinggalan pelajaran, kan sudah kelas 9, kalau tidak kuat lagi nanti kamu bilang aja ke bu Diana, biar mama jemput”.
Akhirnya aku pun mengikuti perkataan mamaku. Mamaku menyuruh abangku mengantarku dan adikku, dengan menggunakan motor dan memakai jas hujan, aku berangkat ke sekolah.
Saat di jalan menuju sekolah, aku melihat keluar jas hujan dan melihat jalanan padat dipenuhi kendaraan.

“Dari pada menunggu mobil yang ada di depan maju mending aku jalan aja supaya cepat sampai”, pikirku.
Aku pun turun dari motor dan berjalan kes ekolah bersama adikku. Walaupun agak sedikit oleng, aku menguatkan diriku untuk terus berjalan. Saat sudah di sekolah aku langsung masuk kelas. Perasaan lega setelah pergi dari tempat ramai kendaraan . Ketika aku duduk di kursiku, pusing yang aku rasakan sebelumnya sudah mulai berkurang. Saat pak Mus menyuruh untuk murojaah tahfiz, aku pun langsung membuka Al quran dan mulai membacanya bersama-sama lalu dilanjutkan dengan membaca asmaul husna, dan juga melaksanakan salat Dhuha. Selesai salat Dhuha aku berdoa di dalam hati agar aku diberi kesehatan dan dikuatkan untuk menuntut ilmu.

Pelajaran pertama sudah dimulai, pak Tio masuk ke kelas untuk mengajar pelajaran olahraga. Sepertinya doaku dikabulkan, aku mengikuti pelajaran dengan baik dan konsentrasi. Begitu juga pada pelajaran kedua, aku mengikuti pelajaran bu Yanik yang mengajar IPS.

Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat telah tiba, aku mencuci tangan dan memakan bekalku bersama teman – teman. Sambil bercerita tentang pelajaran MTK, bekalku pun habis. Lanjut aku membahas soal matematika yang diberikan pak Ningrat kemarin.

Bel berbunyi, pak Ningrat masuk ke kelas, pak Ningrat langung menyuruh kami mengeluarkan tugas kami. Teman – temanku disuruh pak Ningrat maju untuk mengerjakan soalnya di papan tulis. Saat melihat tulisan yang ada di papan tulis, perlahan – lahan badanku menggigil kembali. Aku menidurkan kepalaku di atas meja. Setelah pelajaran Matematika selesai, azan telah berkumandang, aku mengambil wudu sambil menahan dinginnya angin di luar. Setelah selesai berwudu aku pun salat Zuhur di kelas berjamaah besama teman sekelasku.

Saat bel istirahat kedua berbunyi aku tetap duduk dikursiku sambil tiduran dengan badan yang lemas. Saat bel berbunyi, guru tahfizku masuk ke kelas. Aku berusaha untuk menguatkan diriku. Aku tidur dan tidak menyetor hafalanku. Temanku, Alif dan Rasya bertanya kepadaku, “Pis, ko mau minum obat sama teh gak?” aku mengiyakan pertanyaan mereka dan mereka pun segera ke dapur sekolah untuk membuatkan aku teh. Setelah mereka selesai aku pun langsung meminum obat dan teh yang mereka ambil.

Beberapa saat kemudian, aku berniat untuk ke UKS dan memnita izin ke bu Mei. Dan saat aku tiduran di UKS, bu Diana menyuruhku untuk menunggu orantuaku di kantor. Aku langsung membawa sepatu dan tasku lalu langsung ke kantor guru dengan dibantu oleh Alif. Saat mamaku sudah datang aku pun pamitan ke bu Diana untuk pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah aku langsung makan dan tidur untuk beristirahat.

Biodata

Moh. Hafiz Rahman, merupakan siswa SMPIT Darussalam yang kini duduk di kelas 9A.

Share Postingan Ini Jika Bermanfaat :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top