Lomba Menulis Dongeng: Ranjau Buat Sang Harimau

Di  hutan yang lebat, terdapat sekumpulan hewan yang tengah asik menghabiskan waktu  istirahat siang mereka dengan bercengkrama. Mereka yang saling bertukar cerita mengenai hasil buruannya atau menjadi bahan buruan para sang pemburu hewan.

Seekor burung pipit bertanya kepada kijang, “Kijang bagaimana kamu bisa terpisah dari keluargamu sehingga kamu bisa berada disini ?”. Kijang merupakan hewan yang paling diincar oleh para pemburu mulai bercerita bagaimana ia berusaha berlari tidak tentu arah untuk mencari perlindungan. Sehingga sampailah ia pada dataran tinggi di hutan tempat pipit dan harimau tinggal.

“Aku tidak tahu, aku hanya berlari sekencang-kencang dan tidak tahu arah saat para sang pemburu ingin menangkapku.” Ucap kijang.

“Hemmm, kamu tahu Kijang mengapa para pemburu itu tidak jadi menangkapmu ?” ucap seekor harimau yang bertubuh besar dan kekar itu.

“ Aku juga tidak tahu sebab, setelah ku rasa sudah terlampau jauh aku berlari. Aku melihat kebelakang ternyata tidak ada lagi para sang pemburu itu mengejarku.” Ucap Kijang.

“Kamu tidak tahu Kijang, akulah yang menghadang para pemburu itu agar tidak mengejarmu lagi. Karena melihat engkau lari dengan amat ketakutan. Engkau  berhutang budi kepadaku Kijang. Ha…ha…ha…” Harimau tertawa lepas dengan sombongannya.

“Benarkah itu harimau, engkau yang menyelamatkanku ? Ku pikir kakiku yang kecilnya cukup kencang berlari sehingga mampu menyelamatkan ku. Ternyata para pemburu itu tidak dapat menangkapku bukan karena aku yang berlari kecang. Tapi karena para pemburu itu takut dengan engkau Harimau. Terimakasih Harimau. Dan sebagai balas budiku, aku akan memberimu mahkota pemberian ibuku ini untukmu. Sebab engkau Raja Hutan yang kuat dan berani.”

Dengan rasa bangganya, Harimau memakai mahkota tersebut. Melihat tingkah Harimau. Burung pipit hanya geleng-geleng kepala karena ia tahu bahwa Harimau sedang berbohong. Sebab pada saat kijang di kejar para sang pemburu. Ia memang berlari dengan kencangnya dan hutan yang masih lebat menyulitkan para sang pemburu untuk mengejarnya. Bukan karena Dargon yang menghadang para pemburu tersebut. Burung pipit menyaksikan itu semua dari atas pohon. Namun burung pipit tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada kijang.

***

       Dan pada suatu hari Sang harimau dan teman-temanya sedang berjalan-jalan keliling hutan untuk mencari makan. Setelah jauh mereka berjalan mereka tidak mendapatkan apa-apa untuk dimakan. Harimau dan teman-teman nya mereasa sangat  lapar. Namun tidak berapa lama ia melihat dibalik semak-semak ia melihat setumpuk daging. Ia pun berniat untuk memakannya. Namun ia berpikir bila teman-temannya tahu keberadaan daging tersebut. Pasti mereka harus berbagi dan harimau tidak akan kenyang.

Harimau dengan liciknya, mengalihkan langkah kaki teman-temannya untuk menjauhi keberadaan daging tersebut. Dengan alasan, jalan tersebut tidak bisa dilewati oleh kalangan harimau karena banyak duri dari pohon rotan yang mampu melukai tubuh mereka. Teman-teman harimaupun yang tidak ingin tubuhnya terluka menghentikan perjalanannya tersebut. Harimau meminta mereka untuk kembali pulang.

“Hai, teman-teman ku. Kembalilah kalian kerumah. Biar aku saja yang meneruskna perjalannan. Sebab jalan di depan amatlah mengerihkan. Nanti bila aku mendapatkan makanan akan aku bawa pulang dan aku bagi dengan kalian.”

“Benarkah ucapanmu Harimau ?” ucap teman.

“Tentu saja benar teman…”. Harimau mencoba meyakinkan teman-temannya.

Mendengar ucapan Harimau tersebut. Teman-teman Harimaunpun kembali pulang dan tidak melanjutkan jalan mencari makan.

Setelah ia rasa teman-temannya sudah jauh berjalan. Ia pun meneruskan perjalanan menuju setumpuk daging tadi dengan pesaan senang dan berpikir ia akan merasa sangat kenyang memakan daging tersebut.

Tidak lama ia pun sampai pada setumpuk daging tersebut, tanpa melihat sekeliling nya ia langsung mendekati daging tersebut untuk melahapnya. dan saat ia tengah asik melahap daging tersebut. Tiba-tiba, ranjau telah melilit tubuhnya dan mengakat ia naik ke udara. Harimaupun meminta tolong dan memanggil teman-temannya. Namun tidak ada yang mampu mendengarnya karena teman-temannya sudah terlapau jauh berjalan menjauhinya. Namun ia terus berteriak meminta tolong. Dan burung pipit yang sedang terbang mengelilingi hutan mendengar teriakan Harimau meminta tolong.

Akhirnnya, pipitpun terbang mendepati Harimau yang terkena ranjau para pemburu dan tidak bisa melepaskan diri.

“Hai, Harimau bagaimana engkau bisa berada disana ?” tanya pipit.

“Ceritanya panjang pipit, ayo tolong aku. Sebelum para pemburu itu menangkapku.” Ucap Harimau dengan wajah memelas.

“Bagaimana aku bisa menolongmu Harimau, tubuhku terlalu kecil untuk melepaskan ranjau tersebut.” Ucap pipit.

“Pipit, segeralah terbang beri tahu teman-temanku. Bahwa aku terperangkap disini.” Ucap harimau memerintah pipit.

“Oh, Harimau yang malang. Bukan kah engkau seekor raja rimba. Yang berani dan kuat untuk menghadang para pemburu-pemburu tersebut. Mengapa engkau jadi begitu penakut dengan para pemburu –pemburu tersebut ?.”

“Ayolah pipit, tolong bantu aku agar bisa keluar dari ranjau ini.”

“Baiklah Harimau, aku akan membantumu keluar dari ranjau ini. Tapi kamu harus janji akan menceritakan bagaimana si Kijang tempo hari bisa tidak di tangkap oleh para pemburu-perburu tersebut. Sebab aku tengah berada disana menyaksikan semuanya. Dan pada saat itu, engkau juga tidak berada disana untuk menghadang para pemburu tersebut yang berusaha memburu Kijang. Engkau telah berbohong kepada kijang. Engkau harus mengembalikan mahkota milik Kijang. Kamu tidak berhak memiliki mahkota itu.”

Dengan rasa malu dan bersalah iapun berjanji akan berkata jujur kepada kijang dan teman-temannya.

“ Baiklah pipit, aku akan berkata jujur dan mengakui kesalahanku kepada mereka. Tapi bantu aku untuk memanggil mereka agar aku bisa keluar dari sini.” Dengan wajah yang amat memelas dan ketakutan.

“Baiklah… tunggu sebentar.”

Burung pipitpun segera terbang membawa kabar kepada teman-teman Harimau dan kijang.

Mendengar kabar Harimau terjerat ranjau teman-teman dan kijangpun berlari dengan cepat untuk menyelamatkan sahabatnya. Dan Harimau melihat kedatangan teman-temannya amatlah senang. Dan dengan saling bekerja sama mereka melepaskan Harimau dari ranjau tersebut. Akhirnya, Harimau selamat dan meminta maaf kepada teman-temannya untuk kebohongan dan keserakahannya.

***

Pesan yang dapat kita ambil dari cerita di atas adalah kita tidak boleh berbohong dan mengambil penghargaan atau meminta pujian dari apa yang sebernarnya tidak kita perbuat. Serta kita harus saling bekerja sama dalam membatu teman yang terkena musibah.

Share Postingan Ini Jika Bermanfaat :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top