Dari Guru Cantik Pandai Mengubah Lirik, Guru Senja yang Bersahaja Sampai Guru Disiplin jago Publik Speaking

Review 1 : Buku Menelisik Dimensi Waktu

“Persaudaraan yang dibalut persahabatan tak kenal usia, tak kenal suku bangsa, semua membaur menjadi satu. Persahabatan yang kuharap kekal hingga ke Jannah-Nya.”

Di atas adalah sepenggal kalimat dari pengalaman yang ditulis oleh Bu Ima (Himayatul Aliyah, S.Pd.) dalam buku Menelisik Dimensi Waktu. Buku ini merupakan hasil dari program litbang yang dipimpin oleh Bu Wiwin (Wiwin Iswinarni, S.Ag) dalam kegiatan penulisan pengalaman selama bergabung di Darussalam. Terdapat 54 kisah yang disumbangkan dalam buku tersebut.

Review ini disusun untuk merangkum pengalaman teman-teman guru selama bergabung di Darussalam dengan cara yang singkat. Lebih lengkapnya dapat membaca dibukunya langsung. Tujuannya adalah untuk mengatasi keterbatasan jumlah cetakan buku ini, agar penulis maupun pembaca lainnya yang tidak memiliki buku tersebut bisa menikmati sebagian cerita-ceritanya.

Melanjutkan cerita dari Bu Ima, ia merasa gamang ketika melihat orang-orang datang dan pergi, sementara dirinya masih menetap di Darussalam. Namun, hatinya menjadi mantap setelah menyadari bahwa keberkahan terletak dalam pengabdian. Mengabdi di Darussalam sama dengan mencari keberkahan. Tekadnya sudah bulat, mewakafkan dirinya untuk agama di Darussalam. Bu Ima juga mengenang teman dekat seperjuangnya, Bu Dewi dan Pak Eko, yang telah mendahuluinya. Allohumaghfirlahum.

Sebagai seorang guru, Bu Ima menyadari betapa besar tantangan untuk selalu tampil sempurna dari setiap sisi. Namun, semua tantangan itu terasa ringan dan menyenangkan ketika melihat binar mata anak-anak dan tingkah laku mereka yang menggemaskan.

Di akhir cerita, Bu Ima, yang rajin mengubah lirik lagu menjadi materi pembelajaran yang menyenangkan dan mudah diingat oleh anak-anak, berbagi kisah gembiranya saat kemenangan lomba cerdas cermat yang dibimbingnya bersama teman-teman, sebuah ajang bergengsi setingkat kota Batam. Ia berharap, sebagai guru yang memegang peran penting dalam kesuksesan kegiatan dan ajang lomba, sepatutnya memiliki keyakinan kuat dan mampu meyakinkan siswa bahwa mereka adalah sang juara.

***

Note: Bu Ima adalah salah satu guru favorit anak saya karena begitu mudahnya beliau mengajarkan pelajaran IPS. Ia juga tak jarang saya sebut sebagai guru kreatif saat perkuliahan keguruan di UT. Doa dari kami, selalu sehat ya bu.

***

“Life Begins at Forty,” begitu Bu Indah  ( Dra. Indah Lestari Retnowati) memulai ceritanya. Kalimat pembuka dari Walter B. Pitkin ini seakan menggambarkan dirinya sendiri, yang merasa memulai hidup kembali saat berusia empat puluh tahun ketika menjadi guru di Darussalam pada tahun 2008. Awal karir mengajarnya penuh dengan lika-liku. Bagaimana tidak, dia berharap mengajar di SMP dan melamarnya namun dipanggil untuk mengajar di SD.  Rasanya tidak nyambung, jadi ditolaklah tawaran mengajar di SD itu.

Dasarnya harus berjodoh, belum sebulan berlalu, Bu Indah mendapat panggilan mengajar di SMPIT. Setelah melalui serangkaian test, resmilah dia bergabung di Darussalam. Saat itu SMP masih dalam rintisan, kelasnya masih sedikit dan tentunya jam mengajar masih terbatas. Untuk memenuhi kewajiban mengajar maka guru SMPIT merangkap juga guru SD. Bagi Bu Indah ini sebuah pekerjaan yang sulit. Mengajar pada dua tingkatan yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda pula.

Lagi-lagi Allah yang ngatur, sebab ada guru yang keluar di SDIT, Bu Indah full mengajar di SDIT. Walau rasanya berat untuk memulai, berkat bimbingan para senirnya. Akhirnya kerasan juga Bu Indah mengajar di SD.

Rasanya Tak percaya saat  salah satu bagian ceritanya tentang dia mendapat  penilaian mengajar yang kurang bagus diawal bergabung, atau mungkin bagian dari demam panggung guru baru? tahukah anda beberpa tahun kemudian tepatnya di tahun 2014, dia terpilih menjadi guru berprestasi tingkat provinsi dan melenggang ke Tingkat nasional. Pencapaian yang tinggi bukan?

Diakhir ceritanya beliau berpesan untuk fokus mengajar dan  mengejar Ridha Ilahi. Karena skenario Allah sempurna. Sutradaranya pencipta alam semesta. Kisah indah akan terukir kehidupan kita dunia ini dan terasa lezat diakhirat kelak.

***

Tulisan yang termasuk 3 besar adalah ibu yang energik dan public speaker. Bu Arninda (Arninda Siregar, S.Pt, S.Pd.). Bekerja sambil mengurusi rumah tangga bukan hal yang mudah. Sebagai ibu rumah tangga dengan anak 3 yang masih butuh kehadiran setiap saat. Ditambah pula kegiatan social yang ia geluti Hal gampang yang bisa dilakukanpun terasa berat bila segala urusan tiba pada satu waktu.

Hadir tepat waktu di sekolah Darussalam adalah sebuah keharusan. Berjuang untuk menepatinya adalah bukti kesungguhan. Setiap pagi, dalam suasana awal kehidupan yang baru dimulai, Bu Arninda berlomba dengan waktu agar tiba tepat pada waktunya. Terkadang ia harus memacu motornya dengan kecepatan tinggi, hingga jarum speedometer menunjuk sudut 90 derajat, di tengah keramaian kendaraan di wilayah penduduk padat.

Perjuangannya disadari bukan sekadar tugas, melainkan panggilan hati. Sebagai seorang guru yang digugu dan ditiru, ia sadar bahwa dirinya adalah teladan bagi para siswa. Tanpa disiplin bagaimana mungkin Darussalam bisa berpestasi?

***

Di atas adalah kisah dan pergulatan hati dari sebagian guru terbaik di Darussalam Batam. Mereka adalah pendidik-pendidik unggulan yang siap membimbing anak Anda. Tertarik? Daftarkan putra-putri Anda di Sekolah Darussalam Batam, mulai dari Playgroup hingga Sekolah Menengah Atas. Sesuaikan dengan usia anak dan pilih jenjang yang tepat!

Tunggu Review Selanjutnya : Ada Guru Sepuh Pendaftar Sekolahnya Subuh Subuh, Guru Muda berakarir Mudah, dan Guru Smart ber IPK Empat

By Pa Om

Share Postingan Ini Jika Bermanfaat :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top