Masa SMPku yang Tak Utuh
Oleh: Calya Pradnya Paramitha
Tak terasa 2 tahun sudah kulewati di SMPIT Darussalam 01 Batam ini. Waktu yang cukup untuk mengenal tempat ini dengan baik. Suka duka, tawa tangis sudah kualami disini. Tempat yang saat ini aku berada untuk menulis cerita ini.
“Hadir, Bu”, jawabku saat mendengar namaku terpanggil oleh guru yang terlihat dari layar laptopku.
Ya, dari laptop, kami belajar daring. Selama kelas 7 sebagian besar masa belajar dilakukan secara daring. Aku banyak menghabiskan waktuku dirumah. Pandemi tak terduga yang membuat kami harus bersekolah secara daring. Rasanya seperti tidak bersekolah, tapi tidak juga. Entahlah, aku sendiri bingung. Masa awal SMP ku yang kuidam-idamkan sedari SD dulu tak berjalan sesuai ekspektasi ku. Ibuku sering berpesan untuk jangan mengeluh karena memang tidak segalanya harus berjalan sesuai mauku. Namun tetap saja. Semangat belajarku menurun, belajar daring membawa perubahan besar untukku. Masa awal SMP-ku yang terasa rumpang.
Kelas 8, baru terasa normal untukku. Tak lagi daring. Ya walaupun pada awalnya masih shift-shift an, sih. Aku bahkan berpisah dengan teman dekatku sejak SD dulu, padahal faktanya kami sekelas, hanya beda shift saja. Namun, tentu saja aku tak bisa menyalahkan situasi, aku yang harus beradaptasi. Awalnya hanya 1 2 saja yang kukenal. Aku baru mulai menemukan teman baru saat AKM dulu, awalnya hanya basa-basi sekedar nanya soal atau obrolan ringan lainnya. Hingga kami menjadi teman yang bisa dibilang cukup dekat. Namun, tentu berbeda saat belajar shift dihapuskan. Aku masih ingat jelas kejadian itu, awalnya terasa canggung. Tapi, kabar baiknya adalah aku tak lagi terpisah dengan teman dekatku itu. Hari saat digabungkan, aku mulai berkenalan dengan teman-teman yang lain. Sampai saat dimana aku mulai menemukan teman-teman yang menemaniku saat itu bahkan sampai hari ini, lumayan banyak. Aku mulai menemukan semangat belajarku kembali. Ini baru terasa seperti yang kubayangkan selama ini. Sampai saat aku menulis ini, masa kelas 8 masih menjadi favoritku, masa yang paling berkesan. Kehidupan masa SMP-ku baru mulai terasa nyata. Walaupun tak akan pernah utuh karena belajar daring itu.
Sekarang, saat aku menulis ini, aku kelas 9. Saat pertama kali aku melangkahkan kaki di kelas 9, aku merasa asing. Sekedar informasi, dulu kelasku saat kelas 8 bisa dibilang terasingkan. Saat kelas 8 lain di lantai 2, kelasku di lantai 3. Karena kelas yang terpisah itu, tentu saja aku jadi tidak banyak mengenal murid-murid dari kelas 8 lain. Tak kaget lagi jika saat hari pertama aku kelas 9, aku tak banyak mengenal murid lain diluar teman sekelasku saat kelas 8 dulu. Namun, saat ini berbeda. Aku tak secanggung dulu. Berbekal senyum yang walaupun tak terlihat karena pakai masker dan “hai, nama kamu siapa?” sana-sini aku sudah bisa dapat cukup banyak teman, sungguh berbeda dari saat kelas 7 dan 8 dulu. Dan sebagai tambahan informasi, aku sekelas dengan teman dekatku itu, kebetulan yang menyenangkan. Terlepas dari segala kebahagiaan naik ke kelas 9 itu, ini waktu yang harus kulewati dengan serius. Aku tak bisa bersantai seperti sebelumnya lagi. Aku harus bersungguh-sungguh agar bisa mendapat kursi di SMA unggulan incaranku. Aku sendiri belum yakin dengan kemampuanku saat ini. Untuk masuk ke SMA itu terasa mimpi bagiku, sekolah itu menjadi target hampir seluruh murid di sekolahku. Jalanku masih panjang, masih buram, belum terlihat ujungnya. Entahlah mungkin nanti saat akhirnya kalian membaca ceritaku sudah ada jawabannya. Sekarang aku hanya bisa berusaha sebaik mungkin dan berdoa agar mendapat pilihan terbaik yang Allah siapkan untukku.
Biodata
Calya Pradnya Paramitha, merupakan siswi SMPIT Darussalam 01 Batam kelas 9B.