Seringkali saat orang tua mencurahkan rasa sayang nya kepada anak-anaknya, namun respon dari si anak tidak sesuai dengan harapan dari orang tuanya. Atau sang anak berusaha untuk menunjukkan sayangnya kepada orangtuanya, namun yang terjadi adalah kesalah pahaman. Harapannya adalah seperti gayung bersambut, saat orang tua mencurahkan kasih sayangnya kepada anaknya, atau anak menunjukkan kasih sayang kepada orang tuanya itu nyambung, bukan saling bertolak belakang.
Nah… cara setiap orang untuk mencurahkan rasa sayang nya kepada orang yang disayanginya itulah yang disebut dengan bahasa cinta. Bahasa cinta inilah yang diperkenalkan oleh Gary Chapman, Ph.D. Untuk itu mari kita lihat apa yang dimaksud dengan bahasa cinta tersebut.
Bahasa cinta yang umumnya diketahui ada 5 (lima), yaitu:
- Sentuhan fisik (Physical Touch), artinya anak yang memiliki bahasa cinta ini senang dengan macam-macam jenis sentuhan fisik. Contoh: anak suka untuk dipeluk, suka bergelayut, dicium, berpegangan tangan, punggungnya dielus, dll. Di sini anak merasakan perlu untuk lebih banyak sentuhan fisik agar merasakan lebih banyak kasih sayang.
- Hadiah (Receiving Gift), artinya anak akan merasa sangat gembira bila menerima ataupun memberi hadiah. Anak yang bahasa cintanya adalah hadiah maka dia akan merasa lebih terkesan dengan hadiah, baik yang dia terima maupun yang dia berikan. Anak akan sangat mengingat siapa yang memberinya hadiah dan anak juga seringkali diam-diam memberi hadiah kepada orang yang dia sayangi. Hadiah ini tidak harus mewah. Hadiah yang diberikan cukup menandakan bahwa kita mencintainya, walaupun itu kecil namun sangat berarti.
- Kata-kata positif (Words of Affirmation). Bila seorang anak terdengar sering mengucapkan kalimat-kalimat positif seperti pujian, apresiasi, atau kalimat yang mengekspresikan rasa sayang. Anak tersebut bersikap penuh perhatian saat mendengarkan dan memperhatikan orang lain bicara. Anak-anak juga berbicara dengan kata-kata yang manis. Sering berseri-seri saat mendengar pujian. Maka apa yang harusnya kita lakukan kepada anak-anak yang bahasa cintanya adalah kata-kata positif? Yang harus kita lakukan adalah: beri kata-kata penuh kasih sayang, bisikkan kalimat-kalimat positif (terimakasih ya sudah kooperatif hari ini, wah… kamu cocok sekali dengan baju pilihanmu itu!, atau beri catatan kecil manis di kotak bekalnya)
- Aksi Tulus (Act of service). Bila anak selalu meminta bantuan bahkan untuk hal yang sudah bisa dia lakukan, seperti minta disuapi, diikatkan tali sepatunya, diambilkan bajunya jadi terkesan dia tidak mandiri artinya bahasa cinta dari anak tersebut adalah tindakan atau aksi melayani. Maka untuk anak yang bahasa cintanya adalah aksi melayani yang harus kita lakukan adalah: – tidak harus selalu langsung memenuhi permintaannya, dorong dia melakukannya, alihkan aksi bantuan kepada aksi mendampingi yang menyenangkan, saat ia minta diambilkan baju maka dampingi ia ke lemari baju dan katakan “Nah, coba pilih mana yang kamu mau?”
- Waktu yang berkualitas (Quality Time). Anak yang apabila dia merasa sangat bahagia ketika anda memilih menghabiskan waktu bersamanya. Atau sering mengatakan “main yuk”, atau “ma, lihat deh…!” maka anak tersebut bahasa cinta nya adalahwaktu yang berkualitas. Maka apa yang harus kita lakuakan? Yang harus kita lakukan adalah: – sediakan waktu yang berkualitas, berikan perhatian sepenuhnya. – biarkan dia memilih aktifitas yang diinginkannya saat bersama. – tek perlu fikirkan bahwa waktu anda tersita. – waktu yang singkat namun berkualitas. – mengobrol,baca buku cerita, main puzzle.
Bagaimana cara mengetahui bahasa cinta dari anak-anak kita? Maka yang harus kita lakukan adalah:
- Pahami bahasa cinta kita sendiri
- Perhatikan cara anak mengekspresikan rasa cintanya kepada kita
- Perhatikan bagaimana cara anak mengekspresikan kasihnya kepada orang lain. Perhatikan bagaimana dia mengekspresikan dengan setiap individu lain.
- Dengarkan permintaan yang paling sering diajukan.
- Dengarkan keluhan yang sering diajukan oleh anak.
Dari berbagai macam bahasa cinta di atas maka kita harus tahu bagaimana cara mengkomunikasikan rasa cinta kepada anak kita hingga ia benar-benar merasa dicintai. Bila anak yang tanki cintanya penuh maka dia akan bersikap manis, dan memberikan respon positif terhadap disiplin yang diajarkan orangtua dan gurunya. Jadi, yang manakah bahasa cintamu?
Penulis : Arninda Siregar, S.Pt, S.Pd