Ketika Hari Guru dirayakan, sejatinya kita sedang mengapresiasi dan memuliakan lebih dari sekadar profesi pengajar. Perayaan ini adalah simbol dari kebangkitan para ilmuwan dan kemerdekaan para cendekiawan untuk terus berkarya. Lebih dalam lagi, ini merupakan pengakuan atas kehebatan para creator para pemikir, peneliti, dan innovator, karena dari sanalah, dari pikiran dan kreasi bebas mereka, ilmu pengetahuan dan pemahaman yang mendalam berasal. Merayakan guru adalah merayakan sumber segala pengetahuan itu sendiri.
Pertanyaan mengenai kepantasan guru untuk dirayakan selalu memicu beragam pandangan. Untuk menghindari penilaian emosional, kepantasan ini sebaiknya tidak ditimbang dengan perasaan, melainkan dengan logika yang jernih. Namun, jika kita membalik pertanyaan menjadi: Pantaskah guru diremehkan? Jawabannya terletak pada pemahaman bahwa adab berdiri di atas ilmu.
Seorang manusia yang memiliki adab akan memperlakukan sesamanya dengan sebaik-baik perlakuan, dan penghormatan adalah salah satunya. Manusia beradab adalah mereka yang mampu menjadikan ilmunya bermanfaat, dan yang lebih penting, yang menunjukkan kehebatannya melalui segala perilaku dan tutur katanya yang santun dan bijaksana. Dalam konteks ini, merayakan dan menghormati guru adalah manifestasi dari adab itu sendiri.
Tak dapat dipungkiri, tutur kata dan perilaku seorang anak sebagian besar dipengaruhi dan dibentuk oleh lingkungan keluarga. Oleh karena itu, sungguh pantas jika orang tua kita sebut sebagai guru yang pertama dan utama.
Merekalah yang pertama kali mengajari, menanamkan adab, serta mewariskan nilai-nilai fundamental kehidupan. Peran orang tua sebagai pendidik utama tak hanya sebatas pengajaran awal, mereka juga bertanggung jawab atas keberhasilan pembentukan karakter, etika, dan kesuksesan seorang individu di masa depan. Atas peran krusial dan tak tergantikan inilah, sangatlah layak jika orang tua pun patut dihormati dan turut dirayakan sebagai pilar pendidikan sejati.
Mari kita rayakan Hari Guru bersama-sama, tidak hanya sebagai momen untuk menghormati jasa guru-guru profesional yang telah membentuk kecerdasan dan jalan hidup kita hingga hari ini, tetapi juga sebagai kesempatan untuk menjunjung tinggi dan mengakui jasa tak ternilai dari orang tua. Merekalah guru pertama dan utama yang kehadirannya sungguh penting dalam membentuk karakter dan fondasi kehidupan kita.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk menjalin kerja sama yang erat dan harmonis antara guru dan orang tua. Sinergi ini sangat penting agar kita dapat saling mendukung dalam mendidik karakter dan mencerdaskan anak bangsa, sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang kita cita-citakan.
Kita harus menghindari segala prasangka dan kecurigaan yang hanya akan merusak fondasi hubungan ini. Sebaliknya, mari kita fokus untuk terus memperbaiki diri, baik sebagai pendidik di sekolah maupun sebagai orang tua di rumah. Sehingga, kita mampu menjadi guru dan teladan terbaik bagi anak-anak kita. Hanya melalui upaya bersama yang positif ini, masa depan generasi penerus bangsa dapat terwujud.
Penulis : Himayatul Aliyah, S.Pd



