Cerpen Karya Najwa Salsabila SMPIT Darussalam 01 Batam Kelas 9B.

Said “No” To Give Up

Oleh: Najwa Salsabila

“Anak Papa, pasti bisa !” Ucap Papa menyemangatiku. Itulah ucapan Papa yang selalu kuingat ketika aku menyerah. Namun, Papa dan Mama selalu menyemangatiku bahkan ketika aku berada di titik terendah sekalipun. Tanggal 25 Juni 2022, adalah tanggal yang menakutkan bagiku. Karena di tanggal itu, aku menerima rapot dan akan segera melihat hasil dari kerja kerasku selama semester akhir, kenaikan kelas ini. 

Pagi itu aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah bersama Papa. Setibanya di sekolah, Bu guru menyuruh menaruh piala yang berjejer diatas meja.

“Piala itu untuk apa Nay ?” tanyaku dengan heran.

“Ohh, itu kan piala untuk juara tahfizh dan juara kelas.” Ucap temanku.

Jantungku langsuk berdetak dengan cepat. Hatiku rasanya gelisah tak menentu. Ketakutan membayang di benakku. Badanku gemetaran, tanganku berkeringat. Wajahku pucat tak berkutik. Mulutku membisu seribu bahasa.

Pengumuman pun dimulai. Para siswa dan siswi mulai memperhatikan. Tak lama kemudian, kelas 8 mulai dipanggil satu per satu. Tibalah saatnya kelas 8C. Jantungku rasanya mau copot. Ketakutan seakan-akan ingin menenggelamkanku di kala itu.

“Ya Allah, semoga aku bisa masuk 3 besar.” Doaku memohon  kepada Allah.

Bu Susi pun mulai mengumumkan 3 besar dari  kelas 8C.

Deg … Deg … Deg … Deg …

Perasaanku bercampur aduk tak karuan berkumpul di lapangan sekolah. Betapa terkejutnya aku ketika melihat piala-piala.

. Ketakutan, kecemaan, kegelisahan, dan kekhawatiran seketika terlintas dalam pikiranku saat itu.

“Untuk juara ke-3, diraih oleh ……”

“Ya Allah, aku takut !!!” Ucapku dalam hati.

“Juara ke-3, diraih oleh…Ananda Najwa Salsabila…” Ucap Bu Susi mengumumkan.

Betapa terkejutnya aku ketika mendengar namaku disebut. Aku pun langsung maju ke depan. Rasa bahagia ini tak mampu ku sembunyikan. Senyuman manis terukir diwajahku. Tak lama kemudian, Bu Susi pun mulai melanjutkan pengumuman kembali. Aku terkejut bukan main ketika mendengar kedua nama sahabatku dipanggil. Aku turut senang mendengarnya.

Setelah pengumuman itu, bu Susi pun memanggil beberapa Guru untuk melakukan penyerahan piala dan sertifikat. Selanjutnya kami melakukan sesi foto bersama dengan wali kelas kami, yaitu TC. Sa’adah dan juga beberapa guru lain. Setelah penyerahan penghargaan dan sesi foto, selanjutnya kami diperintahkan untuk kembali ke tempat duduk semula.

Setibanya di tempat duduk tadi, entah mengapa tiba-tiba serpihan permata jatuh dari mataku seketika. Aku pun tak tau mengapa hal itu dapat terjadi begitu saja. Rasa bahasia ini sepertinya terlalu besar sehingga dadaku terasa sakit dan aku tak kuasa menahan tangis. Menurutku kejadian ini rasanya seperti mimpi. Tak sia-sia usahaku untuk belajar lebih giat demi meraih peringkat 3 besar ini. Tak pernah kusangka hal ini akan terjadi. Aku sangat bersyukur karena Allah SWT telah mengabulkan doa-doaku. 

“Terimakasih banyak Ya Allah, Engkau telah mengabulkan doa-doa hamba. Hamba sangat berterimakasih sekali” Ucapku penuh syukur.

Pengumuman pun selesai Selanjutnya para orang tua dapat mengambil rapot anak-anak mereka dan melihat hasil dari usaha mereka. Satu per satu orang tua mulai berdatangan. Aku masih menunggu kedatangan Papa dan Mama. Tak sabar memberitahu jika aku mendapat ranking 3.

Tak lama kemudian, Papa dan Mama datang. Mama menghampiri kelasku untuk mengambil rapotku. Sedangkan Papaku menunggu di dalam mobil. Betapa bahagianya Mama Ketika melihat rapotku.Senyum manis terukir diwajahnya. Aku pun angat Bahagia ketika melihat Mama tersenyum bahagia. 

Setelah selesai mengambil rapot, aku dan Mama bergegas masuk ke dalam mobil. Papa dengan rasa penasarannya langsung bertanya kepadaku.

“Gimana Wa, hasilnya ?” Tanya Papa penasaran.

Aku pun langsung tersenyum ketika mendengar pertanyaan Papa.

Mama dengan raut muka bahagianya langsung menjawab peranyaan Papa.

“Ranking 3 dong, Paa..” Jawab Mama dengan bangga.

Sontak Papa terkaget seperti tak percaya denga apa yang diucapkan Mama barusan.

“Hah ? Yang benar nih ?’Tanya Papa terkaget.

“Iya dong Pa,’ Ucapku penuh bahagia.

“Nah kan, benar kata Papa. Anak Papa pasti bisa. Harus yakin kalau kita pasti bisa. Jangan pernah pesimis ya,” Ucap Papa dengan penuh semangat.

“Hehehe iya Pa, ternyata benar kata Papa. Kita enggak boleh menyerah dan pesimis. Makasih ya Pa, nasihatnya.” Ucapku dengan penuh keyakinan.

“Sama-sama sayang. Sekarang Kamu mau beli makanan enggak ? Papa beliin deh,” Tanya Papa padaku.

“Pengen beli Lontong Pecal deh kayaknya. Boleh enggak Pa ?” Tanyaku.

“Boleh dong.” Jawab Papa penuh keyakinan.

Dari kejadian kali ini, sepertinya aku belajar banyak hal. Belajar Berusaha, belajar, berdoa, dan belajar untuk bersyukur. Karena 3 hal itu merupakan kunci untuk meraih apa yang kamu impikan. Tanpa Berdoa semua itu akan sia-sia. Dan juga aku belajar untuk lebih optimis dengan apa yang menjadi impianku, serta tidak mudah pantang menyerah dengan apa yang menjadi sasaran dan tujuan dari hidupku. 

Aku selalu mengingat nasihat Papa ketika aku hampir menyerah. Nasihat Papa berhasil memuatku pantang menyerah. Karena kegagalan merupakan awal dari kesuksesan. Tidak ada orang sukses yang tidak pernah mengalami kegagalan. Kegagalan itulah yang membuat kita berhasil di kemudian hari. Tak henti-henti aku bersyukur kepada Allah SWT, juga kepada Papa dan Mama yang selalu mendukung setiap langkahku untuk meraih mimpiku. Terimakasih Papa, Mama. I love u very much.

 

Biodata

Najwa Salsabila, merupakan siswi SMPIT Darussalam 01 yang kini duduk di kelas 9B.

Share Postingan Ini Jika Bermanfaat :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top